Bisnis Kelinci Yang Terdapat Di Indonesia

Bisnis Kelinci Yang Terdapat Di Indonesia – Sebagian besar orang mungkin biasa mendengar sate kelinci. Tapi, pernahkah Anda mendengar nugget kelinci? Tahun 2020 banyak orang berpikit untuk mengembangkannya.

salah satu orang yaitu Nuning, perempuan 44 thn, yang mengawali bisnis nugget ini. “Awalnya saya melihat di sepanjang jalan raya Puncak itu banyak yang menjual makanan dari kelinci, seperti sate kelinci. Lama-lama saya terpikir, produk apa yang belum diolah dari daging kelinci,” kisahnya.

karena mempunyai pengalaman, Nuning mencoba bisnis nugget kelincinya. Dikisahkannya, untuk membuat nugget kelinci itu tidaklah sulit. “Semuanya saya kerjakan secara manual. Saya olah sendiri, belum dibuat secara massal dengan mesin,” katanya, saat ditemui okezone, di JCC, Senayan, Jakarta, kemarin. idnpoker

Dengan cara ini, kata Nuning, ia bermaksud mengurangi biaya operasional, dalam hal ini, yaitu biaya tenaga kerja. “Selain itu, saya saat ini masih menunggu izin produk nugget saya untuk dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ketika keluar, baru kemudian saya berani memproduksi massal,” katanya. Selanjutnya Nuning mengatakan, Produk nugget tidak hanya dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga ke sejumlah daerah, seperti Yogyakarta, Malang, dan Ambarawa. “Untuk satu angkutan, jumlahnya bisa mencapai 100 paket per wilayah. www.benchwarmerscoffee.com

Dengan harga per paket Rp. 20 ribu,” jelasnya. Meski begitu, dia mengakui mengembangkan bisnisnya itu tidak mudah, terutama karena selama ini kelinci identik dengan hewan peliharaan. “Kadang-kadang saya mengalami kesulitan meyakinkan calon pelanggan untuk membeli nugget saya. Karena, mereka umumnya merasa kasihan dengan kelinci yang dibuat sebagai nugget. Sejauh ini mereka sudah mengenal kelinci sebagai hewan peliharaan atau hiasan, bukan untuk konsumsi,” kata ibu dua anak ini. .
Namun dia tidak merasa berkecil hati dengan anggapan sebagian besar orang. Dia juga menganggap ini sebagai pemicu untuk lebih bisa meyakinkan orang lain untuk mencoba produk mereka. “Saya sering membawa contoh nugget yang sudah digoreng, sehingga calon pembeli yakin,” katanya.

Gagasan untuk mengembangkan bisnis nugget ini, menurut Nuning, sebenarnya tidak terlepas dari peternakan kelinci yang ia mulai sejak dua tahun lalu. Saat ini jumlah kelinci di peternakan telah mencapai 1.000, terdiri dari kelinci hias dan ayam pedaging.
Bahkan, pada awalnya ia memulai bisnis ini, jumlah kelinci yang dimilikinya hanya empat. “Awalnya saya memulai bisnis kelinci ini karena saya suka kelinci. Modal awal saya hanya Rp1 juta,” kenangnya.
Karena kelinci berkembang biak, bahkan hingga 75 kelinci, ia akhirnya memutuskan untuk memindahkan beberapa kelinci ke tanah kosongnya di Cisarua, Bogor.

“Ketika itu belum lama sejak saya pindah ke Cisarua, ternyata ada orang yang meminta saya untuk menyediakan sebanyak 100 kelinci. Dari sana saya mulai berpikir untuk menjalankan bisnis kelinci ini,” katanya. >

Dari bisnis kelinci, sekarang ia mampu mendapatkan omset Rp50 juta per bulan dengan margin 20 persen per bulan. Untuk harga kelinci, ia menetapkan harga variabel. Kelinci induk hias dihargai Rp1,5 juta per hewan, sedangkan kelinci hias dihargai Rp200.000 hingga Rp250.000 per hewan. Sementara untuk ayam broiler ibu dihargai Rp100 ribu hingga Rp150 ribu per ekor, sedangkan ayam broiler dihargai Rp30 ribu per ekor.

“Dalam sebulan saya bisa menjual 150 ekor kelinci. Saya jual ke pengepul untuk didistribusikan lagi ke penjual sate, bahkan ke tempat wisata, seperti Taman Safari,” paparnya.

Bukan itu saja, menurut Nuning, semua bagian dari kelinci itu bisa diolah kembali. Misalnya, kotoran kelinci, yang dia jadikan sebagai pupuk. bukan hanya itu, kulit kelinci, yang di buat menjadi kerupuk kulit. “Jadi tidak ada yang tersisa dari seekor kelinci, semua bisa mendatangkan uang,” katanya.

selain itu, hingga saat ini,Nuning sudah menggunakan karyawan kurang lebih 10 orang karyawan di peternakan kelincinya daerah Cisarua dan memiliki luasnya hingga 2.000 meter persegi.

Mendengar cerita suksesnya menjalani bisnis kelinci ini, Nuning berpesan supaya para pemula bisnis ini menjalankan secara total. “Yang penting niat, jangan setengah-setengah, dan harus ikhlas,” tandasnya.

–             Steak Daging Kelinci

Selain itu tawaran kemitraan menghampiri dari Bhakti Alamsyah, bernama Pleyboy Steak di Bandung. Gerai ini menawarkan menu utana steik daging kelinci lewat tiga paket investasi: Rp 150 juta, Rp 180 juta, dan Rp 240 juta. Mitra diperkirakan bisa mencapai balik modal sekitar setahun.

Tak hanya kuliner khas Indonesia yang diminati masyarakat tanah air. Makanan asing seperti steik pun memiliki banyak penggemar. Daging sapi yang disiram saus bumbu, serta dilengkapi sayur dan kentang bisa menjadi pilihan jika kita sedang bosan mengonsumsi nasi. Lalu, Bhakti Alamsyah membicarakan steik Pleyboy Steak mencoba melakukan profit di bisnis ini.

Usaha ini berdiri di Bandung pada 2009. Tiga tahun kemudian (2012) dia mulai menawarkan kemitraan. tetapi , supaya unik, menu utama disana adalah steik daging kelinci, bukan daging sapi, dengan pilihan beberapa saus. Bhakti juga membuar olahan daging kelinci lain, seperti sop dan sate.

Kini Pleyboy Steak telah mengoperasikan empat gerai. 3 toko milik mitra, sedangkan satu toko milik Bhakti sendiri. Pleyboy Steak memberikan penawaran 3 jenis paket kemitraan: paket Rp 150 juta, paket Rp 180 juta, dan Rp 240 juta. Untuk paket Rp 150 juta, mitra mendapat 30 tempat duduk, perlengkapan promosi, pelatihan karyawan, dan berhak menjual 30 menu.

Jika mitra ingin memilih paket Rp 180 juta, akan mendapat 40 tempat duduk, perlengkapan promosi, TV LCD, AC, pelatihan karyawan, dan 40 menu. Terakhir, mitra yang memilih paket Rp 240 juta, akan mendapat 60 tempat duduk, perlengkapan promosi, fasilitas peralatan untuk di ruangan yang lebih lengkap, pelatihan karyawan dan berhak menjual 60 menu.

Mitra cukup menyediakan tempat usaha lengkap dengan toilet, air bersih, listrik, tempat parkir, ruang dapur, serta ruang shalat bagi pengunjung. Luas tempat usaha mulai dari 50 m² hingga 140 m², tergantung tipe paket yang dipilih. Kerjasama berlangsung selama lima tahun dan dapat diperpanjang dengan membayar 30% dari harga investasi awal.

Bisnis Kelinci Di Indonesia

Biaya royalti 5%

Mitra mendapat pasokan bahan baku utama seperti daging kelinci, tepung, dan saus dari pusat. Bhakti memiliki rekanan pembudidaya kelinci di Lembang untuk memasok bahan baku. Mitra juga dikenai biaya royalti sebesar 5% dari omzet per bulan.

Harga jual makanan dan minuman mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per porsi. Bhakti berujar bahwa kelebihan kedainya pada daging kelinci yang dia klaim non-kolesterol dan tak berserat. “Respon konsumen cukup baik, terutama mahasiswa,” ujarnya.

Target omzet setiap kedai mitra Rp 6 juta per hari atau Rp 180 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra bisa meraup laba bersih 30%. Dengan demikian balik modal diperkirakan bisa tercapai kurang setahun.

Amir Karamoy, pengamat waralaba, mengatakan, dari kisaran harga yang ditawarkan tampak Pley Boy incar pasar menengah ke bawah. Oleh karena itu mitra usaha harus menyesuaikan lokasi usaha serta kualitas menu harus tetap dijaga.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan! Terimakasih sudah membaca!…